Monday, January 10, 2011

Ulasan: Di Balik Ancaman Blokir BlackBerry

wah, ternyata ada juga upaya lain yang tidak sekedar 'mengenai pornografi' dari ancaman blokir oleh Menkominfo.
Meskipun saya secara pribadi kurang suka dengan cara menkominfo yang selalu mengangkat isu pornografi sebagai central issue pengambilan keputusan.

Banyak protes yang muncul akibat kabar yang menyatakan bahwa MenKomInFo mengancam pemblokiran terhadap RIM apabila tidak mengindahkan imbauan untuk memblokir situs porno.


Kita juga perlu tahu hak-hak pribadi (privacy) kita. Sebenarnya dengan ketergantungan kita dengan teknologi komunikasi, secara nyata kita sudah kehilangan privasi.. bilang saja kita menggunakan screenguard agar org di sebelah kita tidak dapat melihat apa yang kita lihat. Kita juga menggunakan password untuk mencegah orang lain mengakses gadget kita. Tapi sebenarnya, di balik itu, secara teknis gadget kita telanjang.

Kita bisa saja disadap oleh seseorang.. Tapi, sejenak lupakan kenyataan itu, karena usaha penyadapan memerlukan biaya yang tidak murah :)

Dengan sifatnya yang dapat disadap, sebuah alat komunikasi memungkinkan pihak-pihak berwenang melacak pelaku kejahatan, atau bahkan pihak intelejen mengendus rencana jahat.


Privacy
Dengan penggunaan teknologi komunikasi, kita harus tetap memperhatikan privasi kita. Saya mempunyai seorang teman, yang kalau anda cari dengan mesin pencari seperti google, tidak dapat anda temui. Dia menggunakan MSN dan Yahoo Messenger hanya untuk hiburan. Just for fun.
Carilah namanya di FB, anda tidak temukan. di FS, juga tidak. Twitter? apalagi :))
Secara teori ini baik bagi privasi dia. Hanya, dia sedikit terlalu protektif, meskipun itu sangat baik, dalam melakukan apapun di Internet.
Saya ingat, dia selalu berpesan untuk setiap orang, agar tidak pernah mempost fotonya ke internet.. Ajaib kah? tidak..
Dia melakukan hal benar. Tentu konsekuensinya, dia tidak se'gaul' kita :))

Jadi, saya sedang disadap?
kita tidak perlu 'parno' dengan istilah 'saya disadap'.. Sadar maupun tidak, kita sebenarnya dibajak oleh pembajak yang pasif. Istilahnya, itu sudah menjadi resiko atau konsekuensi logis dari penggunaan perangkat komukasi.

Lalu ada apa dengan BB?
Kita bisa ingat kembali kasus Obama ketika akan dilantik menjadi presiden. Obama diminta untuk membatasi penggunaan BB dan kemudian pihak terkait berusaha meningkatkan keamanan dan privasi BB milik obama dengan pengembangan teknologi mereka. (Dulu saya baca, BB seperti dimodifikasi, atau ditambahi lapisan keamanan).

Obama sempat gelisah, menurut kabar, karena kebiasaan dan 'ketergantungan' dengan BB. Tapi, demi keamanan nasional, presiden sebagai salah satu simbol konstitusi, maka hal ini perlu diperhatikan dengan sangat serius.


Blackberry di Indonesia

Perlu kita ketahui, server blackberry terdapat di Kanada. secara sederhana hal itu menyebabkan setiap transaksi blackberry akan melalui rute kanada.

Berbeda dengan layanan GSM biasa yang setiap transaksinya tercatat di server lokal sebagai gerbangnya, transaksi BB tercatat di kanada sebagai gerbangnya.

Dengan BB yang tidak memiliki server di Indonesia, praktis Negara tidak bisa menjamin keamanan dan hak privasi warganya.
Bahkan di bagian lain, negara akan mengalami kesulitan untuk melacak transaksi layanan BB.
Urgensi pengadaan server di Indonesia sangatlah masuk akal. Para koruptor yang semula bisa dijejaki ketika menggunakan SMS, sekarang bisa saja dengan leluasa menggunakan fasilitas BB..

Hukum dan peraturan di Indonesia masih belum layak dalam hal mengatur teknologi, inovasi, dan riset, (ingat dulu ada Menristek? BJ Habibie). Mengingat itu, upaya yang dilakukan negara untuk mengatur dan menertibkan pemanfaatan teknologi adalah baik.

Peran kita sebagai masyarakat sekaligus pengguna teknologi adalah menilai dan menelaah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

Blokir! (????)
Dengan memblokir BB di Indonesia, serta merta menimbulkan dampak yang sangat besar di bidang lain, sosial ekonomi termasuk bagian yang terpengaruh.
Bayangkan pengguna Blackberry yang berpotensi dirugikan jika kebijakan pemblokiran itu terjadi. Lalu dengan usaha kecil dan menengah yang memanfaatkan booming BB.

Sudah selayaknya PORNOGRAFI bukan menjadi alasan utama untuk pemblokiran. Sekali lagi saya garis bawahi: Saya bukan pro-pornografi. Saya malah adalah salah satu korban. Masa muda, waktu dan hidup terkuras olehnya.  Pemerintah harus memberikan sosialisasi yang jelas, Menteri bukan hanya unjuk gigi dengan mengeluarkan ancaman, tetapi dengan pikiran jernih dan itikad baik, tanpa menonjolkan 'kesucian' diri dan golongan, memikirkan bagaimana solusi terbaik.

Esensi dari KomInFo adalah Komunikasi Informatika. Kebijakan yang diharapkan adalah kebijakan yang berhubungan dengan Komunikasi dan Informasi. Memang masalah Pornografi adalah masalah yang sangat besar. Kita harus bersatu hati mengatasi hal itu. Pendidikan harus ditingkatkan, media komunikasi diarahkan.

Tapi apakah dengan menjadikan pornografi menjadi central issue in decision making adalah hal yang tepat?


Kutipan dari vivanews
"6. Kita minta RIM agar memasang software blocking terhadap situs-situs porno, sebagaimana operator lain sudah mematuhinya.

7. Kita minta RIM agar bangun server/ repeater di Indonesia, agar aparat hukum dapat lakukan penyelidikan terhadap pelaku kejahatan, termasuk koruptor."VIVAnews - Di Balik Ancaman Blokir BlackBerry

No comments:

Post a Comment