saat ini dikatakan China sudah berani disandingkan dengan Amerika dalam perbandingan kekuatan militer, hal itu bukan isapan jempol belaka.. apa yang kita lihat sekarang adalah langkah ekonomis yang dilakukan militer China dalam mengembangkan kekuatan militer.
saya membayangkan jika nanti China kemudian melahirkan Kapal Induk-Kapal Induk baru "Made in China".. akankah kita membandingkan China dengan AS? mungkin saja kekuatan militer AS malah terselubung dibalik raksasa China..
tapi bagi Indonesia? itu bukan kompetisi baginya, Indonesia masih sibuk dalam masalah internal, parpol yang korup, penegak hukum yang berbudaya mafia, kepolisian yang sejalan dengan preman, kemiskinan tak terkontrol, dan paling berat adalah masa depan yang semakin suram..
ketika eropa sudah sibuk dengan Energi terbarukan, kita masih saja sombong dengan sumber daya alam yang melimpah, memang d sini tongkat bisa jadi tanaman. tapi apakah kita masih bisa sombong ketika kita menjual apa yang Tuhan anugerahkan kepada kita dengan menukarnya denga uang??
Apa yang Tuhan anugerahkan kepada kita tidak boleh kita gadaikan.
Sampai berapa lama kita punya minyak bumi?batu bara?? tinggal menunggu waktu..
sekarang level kita baru sebatas menonton persaingan China, Eropa, AS, Jepang, Korea dan negara" maju lain.
atau, apakah saya salah dengan pernyataan tersebut?? kita sendiri yang tahu.
Kiranya kita semua tercelikkan untuk mengerti mana yang utama dan mana yang perlu dikesampingkan.
Thanks,
"Kapal induk Varyag yang diluncurkan pada 4 Desember 1998 itu tadinya milik Uni Soviet. Kapal tersebut dihentikan pembangunannya pada 1992. Nama Shi Lang kemudian menjadi nama baru pengganti Varyag.
KOMPAS.com - China patut mendapatkan acungan dua jempol ke atas. Pasalnya, sebentar lagi, Negeri Tirai Bambu itu akan memiliki kapal induk pertamanya.
Kendati begitu, sebagaimana warta AP dan AFP pada Rabu (8/6/2011), kapal induk dimaksud sejatinya adalah kapal induk yang belum kelar sepenuhnya dibangun. Varyag namanya.
Kapal yang diluncurkan pada 4 Desember 1998 itu tadinya milik Uni Soviet. Kapal tersebut"
:
